Ada yang membuat Encang terharu ketika membaca diskusi di grup pengajar SDIT BISA. SDIT kami berada di pelosok desa nun jauh di kabupaten Bogor. Jangan dibayangkan kemampuan mereka dibanding anak-anak Jakarta yang umumnya lahir dari keluarga terdidik. Di sini kebanyakan siswa kami berasal dari keluarga petani atau buruh kasar atau kerja serabutan. Hanya segelintir siswa yang berasal dari keluarga terdidik dan berada.
Tantangannya, banyak anak-anak yang kemampuan akademisnya jauh dari standar seharusnya. Misalnya untuk kemampuan membaca. Banyak yang sudah kelas 2 tapi belum bisa membaca. Tentu ini sangat menyulitkan proses KBM di kelas.
Kami percaya, bagaimapun kualitas inputnya. Kalau kita fokus pada kualitas prosesnya, insya Allah akan menghasilkan output yang bagus. Ini Encang lihat sendiri di SDIT BISA.
Ada 4 pengajar lulusan UI di SDIT BISA. 2 diantaranya pasangan suami istri yang rela meninggalkan pekerjaannya di Jakarta demi mengajar di SDIT BISA. Padahal jelas gaji di sini hanya sepersekian persen dari gaji di Jakarta. Kami beruntung karena mendapat pengajar yang tidak menngejar materi. Hasilnya? Masya Allah luar biasa..
Menyadari bahwa anak didiknya perlu perhatian khusus. Guru kami ini rela membuka kelas privat setelah pulang sekolah. Bahkan ada yang sampai didatangi rumahnya. Semua ini atas inisiatif guru tersebut sendiri. Apakah guru tersebut mendapatkan pemasukan tambahan dari orang tua murid? Jelas tidak. SDIT kami alhamdulillah 100% gratis mulai dari SPP, Seragam hingga buku. Guru ini tidak mendapatkan uang sepeserpun dari inisiatifnya membuka kelas tambahan. Alhamdulillah, berkat kemudahan dari Allah kemudian atas kerja kerasnya, sudah nampak peningkatan kemampuan dari anak didik kami yang sebelumnya tertinggal.
Fakta ini membawa Encang teringat cerita teman-teman ayah rahimahullah tentang kerja keras dan ikhlasnya dalam mengajar. Ayah sudah puluhan tahun selalu diamanahi mengajar SD di daerah prasejahtera khususnya kelas 6, kelas terberat untu diajar karena tuntutan lulus dengan nilai bagus. Ayah sering membuka kelas tambahan tanpa dibayar sepeserpun.
Semoga Allah memberi balasan surga untuk Ayah rahimahullah, guru kami, dan semua guru yang telah mengajari kita semua dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.